Longsari, lelaki 50 tahunan asal Pasaman Sumatera Barat, terlihat bahagia di RSUP persahabatan. Hari ini ( 18 Januari 2012) beliau diberitahu bahwa akan bebas dari rutinitas minum obat. Setiap hari selama 20 bulan dia meminum Pirazinamide 1500, Levofloxaxin 1000, Etionamide 750, Cycloserin 750 passer 4 gram dan B6 150. Dia telah dinyatakan sembuh dari TB XDR ( Tubercolosis extra drug resistance / infeksi tuberkolosis yang kebal sangat banyak obat baik kategori satu maupun dua) oleh Tim Ahli Klinis di RSUP Persahabatan Jakarta Timur. “ Ini perjuangan yang luar biasa.” ungkap nya. Perjuangan longsari menjadi semangat baru bagi semua pasien TB XDR dan MDR di RSUP Persahabatan atau mungkin di Indonesia. Longsari adalah pasien kedua TB XDR yang dinyatakan segera berhenti pengobatan dan sembuh di Indonesia. Bulan lalu seorang Perempuan Ny E, petugas di sebuah rumah sakit swasta terkemuka telah berhasil menjadi orang pertaman sembuh dari TB XDR di Indonesia.
Kisah Longsari dimulai ketika ia mengalami batuk-batuk dan sesak nafas saat berkunjung ke rumah Putra nya di BSD Tangerang. Dokter yang merawat nya meminta untuk diperiksa MGIT ( pemeriksaan kultur( biakan) dari spesimen dahak) karena mempunyai riwayat pengobatan OAT sebelum nya. Longsari didiagnosis TB MDR. Setelah 2 bulan, akhir hasil pemeriksaan keluar. Dia terbukti bukan TB MDR, melainkan TB XDR. Semua nya berubah sejak itu, rencana awal hanya liburan ke jakarta, menjadi berubah. Dia harus menetap di Kota ini minimal dua tahun untuk kebutuhan pengobatan.
“ Keputusan yang sulit sebenar nya, karena saya harus meninggalkan murid, rumah dan mengurus Izin ke sekolah tempat mengajar. Tapi demi kesehatan, saya mengambil keputusan untuk pindah sementara untung keluarga dan pihak sekolah sangat mendukung saya” jelas Longsari.
Sejak itu rutinitas minum obat tiap hari ke RSUP persahabatan dilakoni nya. Tiap hari Longsari bolak-balik dari rumah Putra nya di BSD tangerang ke RSUP Persahabatan. Butuh dua jam perjalanan dari rumah ke rumah sakit , itu jika tidak ada kemacetan di jalanan Jakarta. Jika macet , bisa sampai 4 jam. Perjalanan yang jauh di tambah dengan efek samping yang berat membuat perjalanan itu menjadi momok menakutkan bagi Longsari.
Hampir setiap pagi ketika akan berangkat berobat Longsari merasakan perut nya bergejolak karena mual. Sering muntah setiap mau makan atau minum. Asam urat yang tinggi pernah membuat nya tidak mampu untuk membuka baju nya sendiri. Satu kali terpaksa memotong kaos yang digunakan saat akan berganti pakaian. Asam urat membuat semua persendian nya menjadi kaku dan Gilu. Meminum Passer, adalah derita lain yang dialami nya selama 20 bulan pengobatan.
“ Meminum Passer seperti meminum krikil, terasa sangat menganjal di tengorokan dan membuat perih di perut” ujar nya
“. Dukungan yang komprehensif dari petugas dan keluarga telah berhasil membuat ku menang dalam bertarungan melawan TB XDR, terimaksih untuk petugas, teman-teman di kelompok pasien dan keluarga yang telah mendukung ku selama ini” Longsari menambahkan.
Longsari termasuk pasien yang paling aktif berdiskusi dengan petugas konseling dan di kelompok dukungan bagi pasien TB MDR/XDR di RSUP Persahabatan.